Tangguh Karena Berlatih
Seekor rajawali dewasa memiliki tinggi badan sekitar 90 cm
dan bentangan sayap sepanjang dua meter. Rajawali membuat sarangnya jauh di
atas puncak gunung bukan tanpa maksud. Sarang yang beratnya bisa mencapai 700
kg dan sangat nyaman itu, bisa dijadikan tempat tidur manusia. Rajawali membuat
sarangnya dari duri-duri, dan berbagai benda-benda yang tajam, batu-batu yang
bergerigi, kemudian ia menambahkan kulit dan bulu binatang-binatang yang telah
dimangsanya sehingga sarangnya menjadi empuk dan nyaman. Anak-anak rajawali
pada awalnya sangat dimanja oleh ibunya dengan terus-menerus disuapi makanan.
Ketika anak rajawali berumur 6-7 minggu, induk rajawali akan
“membongkar” sarangnya sehingga anak rajawali akan mengalami kedinginan. Hal
ini justru akan merangsang tubuh anak rajawali untuk menumbuhkan bulu-bulu yang
kasar. Ketika anak rajawali berumur 11-12 minggu, induk rajawali akan
menggoyangkanbangkitkan isi sarangnya sehingga anak-anaknya terjatuh kebawah
jurang. Anak rajawali ini sedang dipaksa belajar terbang oleh induknya. Jika
anaknya sudah hampir menyentuh tanah, maka induknya akan melaju di bawah
anaknya serta mendukung anaknya dengan sayapnya. Proses ini terjadi
berulang-ulang hingga sayap anak rajawali mulai terbiasa dengan tekanan udara
dan menjadi semakin kuat.
Bagaimana dengan Anda. Maukah Anda berlatih untuk menjadi
manusia yang tangguh. Hanya mereka yang mau berlatih yang akan menjadi tangguh
dan kuat.
Lebih Cepat Dalam Angin
Yang Kuat
Burung rajawali lebih banyak melayang di ketinggian udara
daripada terbang. Jika burung lain lebih banyak terbang dangan
mengepakan-ngepakan sayap mereka, maka burung rajawali lebih banyak
memanfaatkan daya dorong angin yang kencang sehingga ia hanya perlu
membentangkan kedua sayapnya dengan anggun. Ada beberapa kelebihan melayang
dibandingkan dengan terbang. Pertama, melayang dengan memanfaatkan daya dorong
angin akan membuat laju terbang lebih cepat. Kedua, melayang praktis tidak
mengeluarkan tenaga seperti mengepak-ngepakan sayap, yang perlu dijaga hanyalah
pengendalian sayap sebagai kemudi. Ketiga, melayang tentu lebih nikmat daripada
kerja keras mengepak-ngepakan sayap.
Ada dua pelajaran yang dapat kita tarik dari kebiasaan
rajawali memanfaatkan daya dorong angin yang kencang itu.
1.
Berkawan
dengan masalah. Bagi burung lain angin kencang adalah musibah, minimal masalah,
tapi bagi rajawali, angin kencang merupakan kawan yang menyenangkan, bahkan
sangat mungkin rajawali selalu merindukan angin kencang.
2.
Manfaatkan
masalah. Karena rajawali pandai membaca arah dan sifat angin, angin kencang
justru menjadi “tunggangan”nya untuk maju kebih cepat.
Memperbaharui Kekuatan
Satu masa di dalam kehidupannya, burung rajawali akan
mengalami masa pembaharuan kekuatan. Pada saat pembaharuan terjadi, burung
rajawali akan mengalami masa-masa sulit yang sangat menyakitkan karena
bulu-bulunya rontok. Waktu yang penuh penderitaan ini dijalaninya selama satu
tahun penuh. Pada saat ini ia tidak bisa terbang, sangat kedinginan, yang bisa
ia lakukan hanyalah duduk diam menantikan saat kekuatannya pulih kembali.
Seiring dengan kembali bertumbuhnya bulu-bulu yang telah rontok, akan pulih
pula kekuatan sang rajawali. Kekuatannya akan menjadi seperti kekuatan rajawali
muda, bahkan umurnya bisa mencapai dua kali lipat dari umur saat ia mengalami
pemulihan diri.
Pada saat kita gagal, kita perlu berdiam diri dan
mengintropeksi diri kita, apa yang menyebabkan kita gagal. Dan menyusun kembali
apa yang menjadi kekuatan kita. Perbaharui kekuatan dangan membuang beban-beban
yang tidak berguna.
Mata Yang Melihat Jauh
Ke Depan
Rajawali mempunyai mata yang sangat baik penglihatannya,
khususnya di waktu siang hari ketika rajawali bekerja. Dari sarangnya yang
tinggi atau ketika ia terbang tinggi di udara, ia bisa memantau pergerakan
mangsanya di daratan. Mata yang tajam membuat rajawali tidak perlu gelisa akan
kehidupannya. Jika ia lapar, ia tinggal mengamati saja ke bawah, dan tidak lama
kemudian ia akan mendapatkan mangsanya. Sungguh anugerah yang luar biasa!
Mata yang tajam juga berguna untuk dapat melihat “visi” yang
berada jauh di depan kita.
Kecepatan Yang Membawa
Kemenangan
Salah satu kehebatan rajawali adalah sambarannya yang cepat
dan tepat, sekalipun mangsanya berada di dalam air sungai atau laut. Tidak heran
jika rajawali dijuluki sebagai “raja angkasa”, ia memang pantas menyandang
gelar itu.
Salah satu bentuk
“cepat” adalah proaktif, yaitu punya inisiatif untuk segera bertindak sebelum
disuruh, sebelum segala sesuatu menjadi terlambat. Hanya orang-orang yang cepat
dalam bertindak, yang proaktif, yang akan memenangkan kehidupan yang keras ini.
Mereka yang lambat, yang lebih suka berlambat-lambat menikmati kemalasan, yang
tidak mau menyelesaikan pekerjaan dengan cepat, akan tertinggal bahkan akan
“terlempar” dengan sendirinya keluar dari perlombaan yang memang tidak mengenal
belas kasihan. Pengusaha yang lambat mengikuti perobahan zaman pasti akan
tertinggal.
Peduli Keluarga
Hal lain yang menarik dari burung rajawali adalah ia peduli
dengan keluarganya. Induk rajawali bisa bergantian mengerami dan menjaga
anak-anaknya dengan sang rajawali jantan. Ini memeng unik! Rajawali jantan yang
utama bertuga uantuk mencari makanan bagi keluarganya. Di samping itu, pasangan
rajawli adalah pasangan abadi. Mereka mengenal perkawinan yang sifatnya
monogamy. Hanya jika pasangannya meninggal, rajawali baru akan mencari pasangan
yang lain
Kesetian burung rajawali kepada pasangan hidupnya sebenarnya
merupakan suatu tamparan bagi manusia. Manusia mengaku punya akal budi yang terbaik
dari semua ciptaan Tuhan ternyata banyka yang gagal dalam ujian kesetian ini.
Sekarang ini ada kecenderungan orang-orang untuk kawin cerai, bahkan secara
tidak bertanggung jawab meninggalkan pasangan hidupnya yang sah lalu hidup
dengan pasangan kumpul kebonya.
Akhirnya, teladan burung rajawali di dalam memberi makan
anak-anaknya hingga mereka tumbuh dewasa dan mampu mencari makan sendiri,
memberikan pelajaran bagi orang tua agar bertanggung jawab di dalam memenuhi
kebutuhan anak-anak mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar